Krisis Moneter

Ibrahim Vatih
18 December 2011

Akhir-akhir ini saya berada dalam kondisi yang serba membingungkan. Ya mungkin bisa dikatakan dilema. Hingga detik ini saya masih belum menemukan solusi terbaik untuk website media islam yang saya kelola.

Saya dan kawan-kawan di redaksi menginginkan supaya situs ini bisa dikenal dan berkembang dengan pesat, tapi di sisi lainnya kami terkendala oleh dana finansial. Kisah klasik.

Sebuah analogi singkat, seperti sebuah gelas dan galon. Gelas hanya mampu menampung (standarnya) air dengan volume 200 ml, sedangkan galon bisa berkali-kali lipat lebih banyak dari volume gelas.

Kita memang mempunyai mimpi untuk membuat website ini lebih dikenal secara luas, tapi kita menyadari bahwa saat ini kita hanya mampu bersemayam di dalam gelas. Kita bukannya tidak ingin membeli galon, tapi tentunya kamu pun tahu, bahwa finansial selalu menjadi masalah klasik. Ya, harga galon tentu juga berkali-kali lipat lebih wah daripada harga gelas. It’s a normal thing.

Saya sendiri masih bingung, bagaimana cara membeli galon yang bagus, dan dari mana saya bisa mendapatkan dana untuk membeli galon tersebut. Dan keheningan saya semakin menjadi ketika saya tahu bahwa dana yang saya butuhkan untuk membeli galon itu senilai dengan harga notebook  yang saya gunakan utuk menuliskan catatan kali ini, dan setelahnya dikalikan dua. Wah!

Dana yang nantinya akan dikelola untuk membeli galon dan aksesoris lainnya. Meski sebenarnya saya tahu, bahwa dana segitu termasuk sangat-sangat kecil untuk sebuah orientasi yang besar.

Sudah beberapa kali saya melihat sebuah media islam berhenti beroperasi dengan alasan-alasan yang beraneka macam. Tentu kamu masih ingan dengan warnaislam.com ‘kan? Media tersebut kini telah mati, pengelolanya pasrah dengan kenyataan yang mereka hadapi. Dan masih banyak juga contoh media islam lain yang berhenti di tengah jalan, dan saya sebenarnya yakin bahwa mereka berhenti bukan karena kekurangan SDM ataupun tim ahli yang menangani khusus bagian server dan maintenance. Tapi karena faktor klasik yang saya sebutkan di atas. Saya hanya tidak ingin mendapati kenyataan bahwa media islam yang saya kelola ini suatu saat juga mengalami nasib serupa, setelah sekian lama memperjuangkannya dengan berdarah-darah.

Dan catatan ini saya tulis hanya untuk (setidaknya) meredakan kepanikan saya tentang hal-hal yang tidak diinginkan terkait krisis moneter ini.

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan memberinya rezki dari arah yang tak disangka-sangka. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.” (QS. At-Thalaq, ayat 2-3)