Alhamdulillah, satu tahun sudah dilewati Sintesa, mewisuda santri angkatan pertama, dan beberapa torehan lain yang harus disyukuri bersama.
Catatan kali ini tidak akan panjang. Saya hanya ingin membagikan sekelumit cerita dari para santri.
Momen yang paling saya suka, selain saat membawakan materi di hadapan para santri adalah ketika sesi evaluasi. Setiap santri mengabarkan perkembangan mereka. Baik itu perkembangan traffic, maupun perkembangan bisnis.
Bisnis kolektif para santri angkatan pertama bisa dibilang cukup bagus. Progres tetap berjalan meski ada begitu banyak tantangan yang mereka hadapi.
Angkatan pertama memutuskan untuk mengambil bisnis packaging.
Pontang-panting kesana kemari meyakinkan vendor untuk mau bekerjasama dengan mereka. Menemuh perjalanan semalaman sebagai bagian dari ikhtiar yang mereka lalui.
Impian besar dari bisnis kolektif angkatan pertama adalah mendirikan pabrik sendiri. Tapi mereka sadar bahwa uang bukanlah solusi dari impian besar mereka. Hal yang terbiasa mereka dapat saat proses pembelajaran di Sintesa mengokohkan bahwa data adalah modal paling penting yang harus mereka miliki sebelum memutuskan untuk mendirikan pabrik.
Mengumpulkan data berbasis pengalaman tidak bisa dilakukan semudah membalikkan telapak tangan. Keberadaan data jauh lebih penting ketimbang investor. Itu yang selalu kita gaungkan.
Bulan Januari 2016 ada 200.000 pcs potensi pemesanan barang. Bulan Februari meningkat jadi 500.000 pcs. Still counting, dan mereka masih belum berpuas diri dengan data yang sudah mereka miliki.
Mereka bertekad mengumpulkan data selama 1 tahun, minimal.
Angkatan pertama yang berjumlah 9 orang telah menorehkan cerita dan masih berjuang mewujudkan mimpi.
Beberapa santri angkatan pertama bisa dibilang sudah bagus untuk optimasi bisnis personal atau bisnis pribadinya. Sebagian dari mereka ada yang sudah rutin kontribusi donasi untuk Sintesa. Mengetahui mereka bisa rutin berdonasi saja sudah sangat memuaskan hati saya.
Lain halnya dengan Angkatan kedua. Tim di angkatan kedua memutuskan untuk menguasai sektor dan industri agro. Mengoptimasi keyword-keyword besar untuk industri ini.
Sudah ada satu pabrik yang bersedia suplai beragam kebutuhan dan backup proyek-proyek dari pemerintah. Langkah yang masih harus mereka perjuangkan adalah bagaimana keyword utama mereka bisa masuk ke posisi pertama (bukan hanya halaman pertama). Saat tulisan ini saya buat, keyword mereka masih berada di halaman kedua.
Kalau bicara bisnis personal angkatan kedua, maka ada santri yang kebingungan dengan pesanan 1 ton ikan tuna, kebingungan dengan pesanan ribuan lembar kulit sapi, dan kebingungan di berbagai produk-produk yang lain.
Ada yang kebingungan menerima order, tapi ada juga yang sudah berhasil mengirim ratusan marmer ke mancanegara alias ekspor.
Untuk santri angkatan 3 ada yang bisnis jual genset dan jual botol.
Cerita-cerita dari para santri inilah yang akhirnya bisa ikut menjaga semangat saya untuk semakin kuat dan konsisten mengembangkan Sintesa.
Lima atau sepuluh tahun yang akan datang, saya berharap ada pengusaha-pengusaha besar yang lahir dari tempat ini. Pengusaha yang mulutnya tidak pernah kering dari lantunan ayat-ayat langit, pengusaha yang tidak pernah meninggalkan kewajiban 5 waktu.
Begitu.
Testimoni dari Alumni Sintesa (angkatan 1)Dari mas Fikri Fathoni dan mas Arrazi Ibrahim.:D
Posted by Sintesa on Tuesday, March 15, 2016