Coba Gratisan

Ibrahim Vatih
28 October 2020

Enak banget kalau punya banyak kenalan, ngapa-ngapain gampang, butuh sesuatu dibantuin, butuh informasi disuplai, butuh saran dikasih rekomendasi, dll.

Alhamdulillah

Termasuk saya bisa cobain barang-barangnya dia secara cuma-cuma.

Kalau saya cocok dan butuh, biasanya saya juga akan beli yang sama persis plek. Karena udah valid, ngga perlu ragu.

Ada banyak banget barang yang menurut saya ngga bisa ketahuan cocok atau ngga sebelum kita coba. Alhamdulillah kalau ternyata cocok, lha kalau ngga ya sayang aja.

Misalnya barang-barang yang terkait teknologi, nonton review di YouTube aja (kadang) ngga cukup.

Headphone, kegedean, kelonggaran, bass kurang empuk, terlalu flat, dipakai 30 menit udah bkin sakit, dan seterusnya.

Salah satu hobi terselubung saya kalau pas berkunjung ke rumah orang adalah nyobain semua barang-barangnya. Apa aja yang ada di ruangan itu saya cobain.

Mulai dari kursi, saklar, kulkasnya saya liatin, haha. Semuanya saya towel-towel.

I just curious soalnya.

And you know what? Itu juga hal yang kita lakukan kalau pas lagi mau beli barang-barang di toko kan? Dipegang-pegang, dicek, dicobain, dipantengin semua sudutnya.

Kenapa ngga pas lagi di rumah orang, kita jajal semua?

Kalau perlu ditanya sekalian ini beli di mana dan berapa harganya.

Dapet Review Jujur

Kalau dipikir-pikir, mendapatkan review jujur itu susah loh, apalagi untuk barang yang tingkat penjualannya menengah-rendah. Kalau yang menengah-tinggi sih gampang insya Allah banyak honest review.

Pas kita tanya ke kenalan kita, “Apa yang ngga kamu suka dari barang ini?” Dia akan jawab apa adanya.

Malah kadang dia akan kasih rekomendasi barang yang lain (tapi masih serupa).

“Jangan beli ini, mending yang itu aja.”

Kita juga bakal dapet rekomendasi dari kenalan kita kalau barangnya emang bagus banget.

“Ini worth it banget sih.”

“Meski merk-nya ngga terkenal, tapi buld quality boleh diadu sama brand yang itu.”

“Belinya di tempat ini, harganya sering dapet yang paling murah dari tempat lain.”

Review yang dikasih itu tulus karena udah nyobain barang yang dimaksud sekian lama (bisa beberapa bulan atau tahun).

Minta Dijelasin

Bukan cuma dapet saran dan pilihan, saya juga biasanya minta dijelasin tentang how to dan why-nya.

“Ini cara pakenya gimana emang?”

Dia akan jelasin dengan senang hati dan penuh semangat.

Semua keunggulan barang itu diungkit, sampe detail-detailnya. Kadang kalo dia udah suka banget sama itu barang, dia akan kenalin ke kita kelebihan yang bahkan sama produsennya aja ngga dikenalin, wkwk.

Bebas Lihat dan Pegang

Yang jelas beda banget kalau kita ke toko, megang-megang lama, tanya ini itu, semuanya dicoba, itu semacem ada beban kalau misalnya ngga jadi beli, haha.

Kalau yang punya kenalan, bebas mau diapain aja, tanpa ada beban apapun.

Tanya di Sosmed

Kadang pas saya mau beli sesuatu, dan saya bingung menentukan pilihan, saya tanya aja di status Facebook.

“Ada yang punya barang ini ngga?”

“Menurut kalian, yang bagus A atau B?”

“Kalau barang seperti ini, recommended ngga?”

Saya ada 4000-an friendlist di Facebook, untuk jenis barang yang umum, insya Allah ada aja yang nyaut.

Siapa tau dari sekian yang nyaut itu, ada orang yang kita enak untuk gangguin, disamperin. Ya ngga semua friend di Facebook kan akrab.

Kalau pas ada yang akrab, ya langsung PM aja, “Besok pinjem punyamu ya, mau coba.” dan kemungkinan akan dijawab “Boleh bro, silahkan aja.”

Nanti di lain waktu, ada juga barang yang saya curious (terhadap barang itu) ternyata lewat di beranda/timeline/feed, tangan ini reflek komen atau PM untuk tanya-tanya.

Termasuk Jasa

Bukan cuma barang sih sebenernya, jasa juga bisa.

“Eh bro, ini airnya kenceng, pake pompa air apa?”

“Oh itu gue pake Shimizu.”

“Manteb ye, minta info tukang ledeng-nya dong.”

“Oke, gw kirim via WA ya.”

Kalau emang temen/kerabat kita puas, dia akan jelasin kalau tukangnya bagus, enak, profesional.

Saya sendiri kalau ada temen/saudara butuh sesuatu dan saya pernah ada pengalaman terhadap hal tersebut, saya akan jelasin dengan senang hati.

“Bro, mejanya bikin di mana?” tanya saudara saya.

“Ini sama tukang las yang di sana, agak mahal sih, tapi bagus, soalnya bisa sesuai kebutuhan banget.” jawab saya.

Sekian