Minimal Jangan Menyakiti

Ibrahim Vatih
25 August 2013

Meski kita udah siap sama konsekuensinya, tapi kadang ya nyebelin.

Entah sejak kapan, suka ada musik yang bergema di sepertiga malam. Ngga keras, tapi cukup mengganggu. Ya, mengganggu aktifitas kita di jam-jam itu. Mencoba telusuri dari mana sumbernya, ternyata rada susah. Mau ngga mau, kecurigaan ditujukan ke kosan sebelah rumah. Tapi setelah kita konfirm ke pengelola kosan, dia bilang bahwa adek-adek kosannya ngga ada yang pernah nyetel musik semaleman. Singkat cerita, setelah menelisik terus-menerus, diketahui bahwa sumber musik itu dateng dari Indomaret sebelah timur rumah kita.

Musik itu ngga bunyi tiap hari, kemungkinan pas yang jaganya karyawan bandel. Tau sumbernya dari Indomaret, kita ngga perjuangkan lagi hak kita untuk nikmati ketenangan, berabe urusan sama mereka.

Mahasiswa yang suka teriak-teriak, ngakak yang suaranya kaya pake TOA, oknum yang suka buang pembalut di depan rumah (asli ini parah), rumah makan sebelah yang sering nyampah dan bikin jemuran portable di area rumah kita. Seketika saya inget sama quote yang saya ambil dari nasihat ummi (ibu) beberapa tahun lalu.

“Kalau belum bisa memberikan kebaikan (manfaat) pada orang lain, minimal jangan menyakiti.”