Pertamax

Ibrahim Vatih
22 January 2014

Istilah yang juga umum disematkan ke orang yang lebih dulu kasih komentar di sebuah thread, entah di forum, Facebook, blog, dan lainnya. Ngga jarang juga (semacem) ngeklaim dengan nulis komentar Pertamax. Kalau analisis ngawur saya, orang yang nulis kaya gitu biasanya dia ngga tahu mau kasih komen apa, dan di satu sisi pengen eksis. Aneh kan?

Tapi, di sini saya mau bahas Pertamax yang sesuai dengan KBBI.

Di Indonesia, ini bahan bakar dengan kualitas nomor 2, di atasnya ada Pertamax Plus (super).

Udah 3 bulan belakangan ini saya konsisten isi ulang bahan bakar kendaraan menggunakan Pertamax. Sampai akhirnya benar-benar memutuskan untuk say goodbye sama Premium.

Ini beberapa alasan saya lebih pilih Pertamax.

Ngga Antri

Di sini lebih bicara soal mindset sih. Udah dari SD dibiasain sama rutinitas kalau yang namanya isi bensin ya Premium. Eceranpun 98% didominasi premium. Akhirnya reflek masuk ke jalur Premium setiap kali mau ngisi bahan bakar.

Selain itu, ada juga reflek khas orang Indonesia; pengennya ngeluarin uang dikit. Dan apapun dilakukan demi dapetin itu, termasuk ngantri yang lamanya bisa 5 sampai 10 kali lipat dari pada di jalur Pertamax.

Setiap kali isi Pertamax, seingat saya sampai saat ini belum pernah yang namanya ngantri, meski saya kadang geli ngeliatin yang di seberang sana antrinya sampe 15 motor.

Hemat Waktu

Ya karena ngga ngantri itu otomatis jadi efisien di waktu. Buat saya, waktu sangat berbanding lurus dengan produktifitas, ketika kita bisa menghargai atau menyiasati waktu, di situ kita udah kasih space yang banyak untuk produktifitas.

Iyalah, kalau bisa mulus kenapa harus ngantri.

Hemat Energi

Maksudnya di sini adalah hemat energi dalam proses pembakaran mesin motor. Pertamax punya kemampuan yang bagus dalam konversi energi. Efeknya, pembuangan bisa lebih diminimalisir.

Meski sama-sama diisi full-tank, Pertamax mampu bertahan 2 kali lipat dari pada Premium.

Saya mau buat itung-itungan sederhana nih. Jadi, tangki motor saya ini cuma cukup buat nampung kurang lebih 3 liter bahan bakar. Dengan diisi Pertamax, seolah kapasitas tampungannya bertambah jadi 6 liter untuk perbandingan Premium. Bingung ya? Coba baca lagi, saya males jelasinnya, hehe.

Mesin Awet, Tarikan Kenceng

Kerasa banget kalau mesin jadi lebih anteng. Pas masih di Premium, baru 2 minggu abis service (general), suara mesin udah ngga enak di kuping, dan tarikan udah kendor. Di Pertamax, rasanya kaya naikin motor baru terus.

***

Kalau menurut itung-itungan saya, ngga ada yang berubah pada pengeluaran setiap bulan untuk Premium dan Pertamax, sama-sama 200rb (katakanlah demikian). Bedanya, di Pertamax bisa jauh lebih efisien. Jadwal ke bengkel jadi lebih ada jarak karena mesin yang awet tadi, mengurangi jatah mampir ke pom, menghilangkan proses antrian, tarikannya kaya motor baru, sama demen aja ngeliatin fuel-meter yang turunnya lama, hehe.

Menyenangkan. Begitulah.