Salah Kaprah Tentang Branding

Ibrahim Vatih
29 August 2012

Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa Steve Jobs mendirikan perusahaan dengan nama Apple? Sebuah nama yang sangat tidak ada sangkut pautnya dengan dunia teknologi dan komputer. Tapi sekarang, ketika kata Apple disebut, pikiran kamu langsung menuju pada sebuah perangkat keras dengan kesan yang elegan dan mewah. That is branding!

Saya suka kesal ketika membicarakan tentang nama baru untuk sebuah produk, atau jasa, atau apapun, dan orang-orang di sekitar saya dengan begitu perhatiannya mencari makna dari sebuah nama yang ingin dibangun. Hei, tidak harus sedetail itu dalam mendalami sebuah nama. Kata orang dulu; Apalah arti sebuah nama? Cukup buat nama yang unik, tidak ribet, dan tanpa perlu terlalu ekstrem dalam mencari filosofi dan arti khusus dari nama itu.

Ada lagi, Samsung. Pernahkah terlintas dalam benak kamu tentang arti (terjemah) dari salah satu kata dalam bahasa Korea tersebut? Oke, silahkan Googling tentang hal itu. Intinya, yang kamu tahu sekarang, Samsung merupakan salah satu perusahaan ternak elektronik, right?

Tahukah kamu bahwa Motorola merupakan akronim dari beberapa kosakata yang disukai oleh pendirinya, dan Toshiba merupakan akronim dari dua perusahaan yang dimerger oleh para dewan petingginya? Tapi ketika mereka membuat produk, mereka tidak peduli dan tidak akan pernah menjelaskan pada kamu tentang sejarah awal bagaimana perusahaan itu terbentuk. Hanya segelintir orang yang mengetahui hal itu.

Faktanya, orang lebih sering menghabiskan banyak waktu tentang nama, memolesnya, berusaha membuatnya terlihat dan terdengar dengan baik. Padahal, fokus utama itu bukan seharusnya terpusat pada nama, tapi lebih pada gerak dan kemasan (brand identity). Produk macam apa yang ingin ditawarkan, dan apa saja inovasi yang perlu dilakukan dalam menawarkannya.

Ketika gerak dan kemasan ini sudah berjalan dengan baik dan kuat, maka nama yang menaungi gerak dan kemasan itu akan secara otomatis terkatrol dan memiliki image yang juga otomatis terbentuk karena efek horizontal dari gerak dan kemasan itu tadi. Ini ngomong apaan sih? Sama seperti halnya sekarang kamu mengenal Apple, Samsung, Motorola, dan Toshiba.

So, ketika kamu launch sebuah produk atau jasa, tidak perlu berdebat panjang lebar dengan rekan-rekan kamu. Cukup tentukan satu, atau dua, atau tiga kosakata yang terlihat simple untuk digabungkan atau diakronimkan. Selanjutnya fokus pada gerak dan kemasan (brand identity).

Saya mempunyai sebuah produk (yang termasuk baru) dengan nama iDevo Creative™. Saya tidak perlu mengenalkan latar belakang nama ini pada kamu, tidak juga repot-repot memberitahukan ini-itunya tentang produk ini pada kamu. Meski (untuk saat ini) saya akui bahwa masih banyak orang yang tidak tahu nama apakah itu, apa spesifikasinya, dan apa bidang yang digelutinya. Tapi saya bisa memprediksi bahwa beberapa tahun ke depan, nama ini akan menjadi salah satu brand yang tidak layak untuk dipandang sebelah mata, terlebih jika berbicara tentang fokus bidang yang digarapnya. Semuanya akan otomatis terbentuk seiring dengan bergerak dan pola pengemasannya. Huehe.

kamu punya pendapat lain? Mari berdiskusi lebih lanjut di thread komentar :)